Antara Rasa dan Nyawa

Beberapa minggu lalu, tiba-tiba saja ada burung emprit tergeletak tengkurap di halaman samping. Aku pikir dia mengalami patah sayap (entahlah) tapi yg jelas tidak tiba terbang lagi. Ku putuskan untuk merawatnya sementara. Ternyata dipatuk emprit lumayan sakit lho soalnya tidak mau lepas :))

Setelah 1 hari, ternyata masih tidak bisa terbang mungkin memang benar emprit tersebut mengalami patah sayap dan juga pada kaki (tapi mungkin juga lumpuh syaraf). Pastinya aku sudah tidak punya pilihan kecuali mengeksekusi hidupnya tapi aku tidak mampu. Rasanya sangat salah karena burung sebagaimana mamalia lain memiliki sistem otak dan syaraf yg kompleks dan pastinya berasa sakit benar kalau bisa bicara. Akhirnya aku pilih membiarkannya di halaman depan supaya dimangsa kucing. Ternyata aku salah besar, keesokan hari dia sekarat karena kedinginan dan tewas 1 jam kemudian T_T sungguh2 bersalah.

Jadi kepikiran bagaimana rasa bersalah tersebut mengecil jika kita mengeksekusi hewan yg lebih rendah (saraf yg lebih sederhana) apalagi tanaman. Di beberapa negara kekejaman terhadap binatang adalah kejahatan kriminal lho.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments