Malaysia mengapa

Saya ingin bahas tentang malaysia lagi...

Saya masih menyayangkan sikap kebanyakan masyarakat Indonesia yg masih labil, dengan semangat nasionalisme menggebu-gebu melebihi pemerintahnya sendiri. Prihatin

Pertama: Mari jangan dengarkan omongan media massa (terutama TV) terlalu serius karena mereka masih bermental mirip2 sinetron. Tontonan "bodoh" provokatif yg membodohi.
Kedua: Selalu ambil sumber dari berbagai pihak termasuk pihak ketiga (netral) kalau ada.


Sejarah
Menurut saya ada persepsi sesat yg terlanjur dipahami masyarakat malaysia yaitu mengangap bahwa Malay berarti bangsa mereka dan Malay Archipelago berarti "punya leluhur mereka". Padahal penyebutan tersebut dilakukan kononial yg ambil sederhananya karena yg ketemu melayu duluan yg saat itu nyatanya didirikan oleh Parameswara dari kerajaan Sriwijaya, Jambi, Sumatra. Jadi penamaan keliru Malay ini seharusnya bisa jadi Majapahit (yg mengalahkan sriwijaya), Sriwijaya itu sendiri atau yg lainnya meski kata yg lebih tepat dicetuskan Gajahmada (Majaphit) yakni nusantara. Dan Malaysia lebih cocok dengan Melaka.

Apapun argumennya, penghuni pertama wilayah ini adalah Austroloid (oceanian) yg jelas bukan dari daratan asia (Mongoloid) dan tentunya Austroloid tidak sama dengan Negroid. Meskipun pada akhirnya keberagaman didapat dari asimilasi keduanya dan bangsa lain seperti India dan Arab. Keaslian Austroloidsendiri  masih jelas di timur Indonesia terutama Papua dimana berkembang ratusan bahasa/dialek dan budaya yg jauh lebih tua dari bagian barat (Masa kerajaan). sumber: Geodata
Apa yg terjadi justru Malaysia ini merasa seperti pewaris Malay Archipelago yg jelas penamaannya cuma kebetulan dan salah kaprah karena pada akhirnya saat ini Indonesia mencakupi mayoritas wilayah ini diikuti Philipina yg mana keduanya merupakan negara kepulauan tidak seperti Malaysia.


Ekonomi

Jujur hingga kini Indonesia masih berkutat pada korupsi dan borok2 lainnya. Dan garis besarnya Indonesia memang kalah dari Malaysia. Tetapi kita harus jernih melihat masalah yg ada dan realistis, dari mana kemerdekaan Philipina dan Malaysia didapat? Seberapa banyak penjajah (AS dan Inggris) "membantu" mereka? Kondisi geografis? Keberagaman etnis pribumi?

Jelas ada yg salah dengan ekonomi Indonesia yg tumpang tindih dan tidak merata (berkutat di Jawa) dengan SDA mayoritas di luar Jawa. Tapi diluar itu mari kita jujur siapa penggerak ekonomi yg sebenarnya di Indonesia maupun Malaysia? Minoritas, Etnis minoritas terutama China yg memang tersebar dipenjuru dunia dan dikenal ulet adalah bangsa yg teruji subur dalam membangun ekonomi. Yg pintar disini adalah aturan Mahathir dalam melindungi etnis pribumi (Bumiputera) pada praktik perekrutan tenaga kerja. Meskipun saya ragu hal ini cocok untuk indonesia yg mana bangsa China sangat minoritas sedangkan pribuminya sendiri amat beragam dibanding Malaysia cuma 3 Melayu-China-India. Perlu diketahui Singapura yg dulu juga dibawah Inggris memilih lepas dari Malaysia karena mayoritasnya China. Jadi kata siapa Melayu lebih hebat? bangsa China (seperempat) jelas ambil peran penting disini yg mana karena pemerintahan mayoritas dikuasai Bumiputera maka keberhasilan ekonomi dinikmati seluruh bangsa. Penting pula diketahui bahwa Malaysia Timur tidaklah seberkembang Malaysia tanjung (barat) jadi mustahil mengajari Indonesia tentang persebaran ekonomi.

Dari jumlah penduduk Malaysia jauh lebih kecil sekitar sepersembilan Indonesia. Tentu saya tidak bangga jika Indonesia punya penduduk yg besar karena tidak (belum) bisa disamakan dengan China dari segi kualitas. Jelas Indonesia perlu menekan jumlah penduduk sebelum berpikir tentang ekonomi yg adil.


Integritas

Coba saya tanya, adakah model negara di dunia ini yg seperti Indonesia? AS yg beragampun didapat dari "mengusir dan membantai" penduduk asli indian dan mendatang bangsa afrika sebagai budak dengan mayoritas penduduk saat itu adalah kulit putih meski dari bangsa yg berbeda, itupun AS bukan negara kepulauan. Apakah negara2 yg merasa hebat, kaya dan superior mampu menangani masalah Indonesia yg kompleks? Lalu pertanyaanya apakah Soekarno hanya bermimpi ketika mendirikan NKRI? Entahlah... yg jelas majapahit sudah pernah mencapainya. Philipina yg berupa kepulauan (meski jarak yg rapat) hingga kinipun masih menghadapi separatis di sebagian Mindanau. OK kita lihat yg jauh di Afrika, mereka sangatlah beragam tapi hampir tiap negara berdiri atas dasar suku itupun sering diwarnai perang saudara. Singkat kata tidak ada.

Benar bahwa Kesatuan Indonesia seringkali diwarnai insiden berdarah. Tapi yang tidak diketahui dunia pada umumnya adalah tingkat asimilasi yg antar suku pribumi yg tinggi adalah bukti bahwa Indonesia memang bisa dipersatukan dan menjadi model pertama sekaligus contoh yg nyata meski masalah selalu ada dalam menghadapi pendatang (sebut saja kerusuhan 1997). Tapi kondisi etnis China masih lebih menyatu di Indonesia daripada di Malaysia.

Bahasa persatuan Indonesia yg baku dan jelas (tidak seperti Melayu) yg mana masih mengorbankan bahasa penting dunia yakni Inggris. Maka tiap suku di Indonesia minimal adalah bilingual. Dengan adopsi Bahasa Inggris yg masih susah payah. Coba tengok Malaysia apa etnis China disana bisa bahasa melayu? Disini saja etnis China banyak yg fasih bahasa Jawa dan Indonesia disamping bahasa asli mereka.


Pendidikan

Tidak perlu diperdebatkan Indonesia sangat tidak merata kondisinya, tapi kalau diambil yg terbaik Indonesia jauh lebih hebat itupun pribumi masih sering unjuk gigi. Singkat kata melayu dan pribumi Indonesia pada umumnya sama2 pemalas dan perlu digembleng.

Di luar pendidikan saya masih bangga atlit bulutangkis Indonesia masih didominasi pribumi, tidak seperti Malaysia.

Kesimpulannya: Indonesia negara besar yg kedepannya menjadi sangat potensial (semoga saja saya masih hidup saat itu) jadi jangan macam-macam dengan kami. Saya pribadi lebih terluka mengetahui pelaku terorisme diotaki orang Malaysia daripada berita penangkapan 3 KKP kami.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments