Badut TV
Tidak perlu seorang ahlipun saya bisa secara arogan menyatakan kebanyakan orang dibelakang acara televisi Indonesia adalah orang2 yg tak punya etika, sumber penyakit masyarakat miskin dan tak berpendidikan. Di saat orang2 menghujat selebritis yg bermasalah, orang lupa siapa yg membawa selebriti tersebut ke mata mereka.
Orang yg bersembunyi dibelakang kedok seni, dengan uangnya merasa telah melakukan apa yg pantas dikonsumsi masyarakat Indonesia. Menjadikan jutaan masyarakat Indonesia terhiptonis (oh ya bahkan ada acara hiptonis lho) oleh racun, membuat masayarakat lengah, malas berpikir kedepan. Tak terkecuali film2 yg membahas kemelaratan! coba diresapi lebih dalam: film tersebut malah mengajarkan bahwa dengan doa yg tertindas akhirnya akan menang. Saya mengerti jika film seperti itu dimaksudkan untuk membuka mata para eliter, pengusaha dst untuk menilik kembali jurang kapitalis yg mereka bangun. Tapi sadar atau tidak para pembuat film bahwa mental para konglomerat tersebut hanya dapat diubah dengan jalan dijatuhkan secara paksa (seperti halnya Suharto)? Terlalu naif cara berpikir pembuat film kita.
Seharusnya mereka mengambil tema yg jauh lebih progresif yang diselaraskan dengan kemiskinan di Indonesia. Bukannya tema introspeksi yg cuma ditangisi (atau ditertawakan) untuk kemudian dilupakan.
Acara/film untuk muda-mudi sering memuat hasrat seksual yg bebas. Tapi prakteknya dimasyarakat? mereka merespon meniru sama persis! yg hasilnya adalah generasi pasutri muda tanpa masa depan jelas. Tentu saya senang denga pendidikan sex usia muda. Tapi apa yg dilihat di televisi selalu berbeda konteks. Di TV/Film sepertinya uang, mobil dan kemewahan lainnya senantiasa jatuh dari langit. Sangat miris dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya. Sangat tidak bertanggung jawab
0 comments:
Post a Comment