Hydrilla di musim panas dan hujan

Di daerah tropis, tepatnya dikolamku yg berukuran 40x100 cm ini, hydrilla menunjukkan adaptasi yg memukau. Awal cerita, saya bermaksud ingin menjernihkan air sekaligus menambah kualitas oksigen di kolam yg berisi ikan campuran.

Musim hujan.

Karena kolam ini diluar dan terekspos air hujan langsung, maka dimusim tersebut aku menjaga komposisi air 3:1 antara air hujan dan ledeng (tanpa obat penetral) yang mana menghasilkan air yg relatif lebih asam namun masih dalam toleransi ikan2. Dalam kondisi tersebut hydrilla ternyata susah sekali untuk bertahan. Awal saya membeli satu ikat hydrilla, seluruh batang hydrilla membusuk kurang dari 3 minggu dan sisanya dimakan ikan jenis gobi.

Pada percobaan kedua saya membeli 2 ikat hydrilla. Hal yg sama hampir terjadi lagi tetapi disaat semua batang membusuk, selang satu mingguan muncul bibit baru hydrilla yg muncul dari benih yg mungkin terpendam diantara bebatuan dan pasir di dasar kolam (tidak ada tanah). Batang baru ini menunjukkan adaptasi dari induknya, kalau setiap aku membeli batang hydrilla tampak besar dan penuh dengan daun maka yg muncul ini adalah batang yg kurus dengan daun kecil tapi panjang (untuk proporsinya) dan memiliki jarak antar dedaunan yg cukup jauh. Aku ingat benar jika di aquarium memakai air ledeng yg dinetralkan pertumbuhan hydrilla ini sangat liar. Tapi tidak untuk strain kali ini, meskipun lambat tapi cukup sukses untuk mengimbangi konsumsi dari gobi bahkan selama musim hujan telah berkali-kali bersemi bunga dan biji (benih). Musim hujan juga sering ditandai dengan invasi larva capung yg mana ikan tidak ada yg karnivor.

Musim panas

Tahun ini musim kering cukup panjang, komposisi air terpaksa saya rubah menjadi 1:1 air ledeng endapan dan air ledeng baru. Alhasil sekali lagi ikan lama tampak sanggup beradaptasi tapi tidak untuk hydrilla yg kurus tersebut. Perlu diketahui pada akhir musim hujan terjadi ledakan alga yg buruk unutk ikan hal ini karena pertumbuhannya di air asam lebih kuat dari hydrilla, yg menjadikan air mudah kerus. Dan ketika mulai menelan korban ikan, saya langsung mengeringkan kolam dan semua tanaman air saya buang agar steril. Nah dengan komposisi baru ini, saya membeli lagi hydrilla dua ikat dengan maksud yg berbeda, dengan sedikitnya suplai hujan saya ingin seminim mungkin menguras kolam.

Kali ini tanpa adaptasi hydrilla yg saya beli langsung jadi liar (catatan: pertumbuhan alga/mikropita pada air ledeng dibandingkan air hujan jauh lebih sedikit dari hydrilla/makropita), akan tetapi entah mengapa ikan gobi tidak mau lagi menyantap daun yg segar tersebut (dulu alga yg tumbuh sewaktu hujan lebih disukai ikan sebagai makanan, bahkan saya hampir tak pernah memberi makan pelet sebelum populasinya meledak dan berubah menjadi desktruktip). Kini gilaran hydrilla yg destruktip, beberapa kali saya memergoki ikan2 pada pagi hari terus-menerus mengambil udara dari permukaan. Jadi saya harus rutin memangkas hydrilla yg tumbuh beberapa senti per hari ini. Bahkan tanaman teratai yg tidak pernah bisa beradaptasi dengan air hujan dan hampir punah kini menjelma menjadi raksasa dan menutupi 75% permukaan air kolam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 comments:

Post a Comment