Sapi hidup untuk mati dibunuh

Di jaman seperti ini "pengurbanan" ternyata masih menjadi trend. Mengerikan jika ada hari dimana jutaan hewan ternak harus dimatikan bersama-sama, diambil paksa/dibebastugaskan kehidupannya (yang memang sudah cukup terkekang) dari alam yang dikuasai manusia ini. Dengan musnahnya jutaan hak untuk hidup, apakah "yg meminta" menjadi puas?

Mereka yang memiliki hewan ternak sepertinya dengan mudah memilih-milih/menukar nilai dan fungsi dari hewan peliharaanya itu. Dari yang umum dan klasik yakni uang (dijual) hingga yang agamis (kurban). Tentu apapun kasusnya hewan ternak hampir selalu mati ditangan manusia. Lalu benarkah manusia "memeliharanya"? Untuk dibunuh? Kurban untuk agama? eh bukan.. kurban untuk uang!

Tentunya ada permintaan terhadap pembunuhan ini. Dan secara umum tiap orang pernah menikmati hasil pembunuhan ini. Tentunya pembeli tidak "merasa perlu" berduka atas kematian hewan2 ternak, jadi  bagaimana menggambarkan siapa yang terlibat dalam kasus berkelanjutan ini ya?

Konsumen jelas tidak merasa membunuh. Tapi toh dogma juga mengajarkan mereka untuk tidak merasa bersalah atas hal itu. Mungkin saja orang yang tidak terdogma seperti saya, bisa jadi enggan untuk memakan jika saya melihat sendiri seluruh proses tersebut (baca: mengenal hewan tersebut) mulai dari "pemeliharaan", pembunuhan, hingga proses sampai tersajinya diatas piring lauk saya.

Hmmm.. lezatnya seonggok daging tanpa darah

Mungkin kalau hewan ternak itu bisa bicara, mereka ingin segera dibunuh juga kali ya? karena merasa tidak dipelihara?
Lagipula buat apa hewan2 itu hidup? Kan kesehariaanya cuman merumput saja kan...

Tok tok tok.. Layak Untuk Mati!
dan hidup bagi hewan ternak adalah tertulis dalam buku "sedih" karangan manusia yang isinya selalu sama.
"Kamu mau hidup seperti itu?"
"Moo" (jawab sapi)
"OK!"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 comments:

Post a Comment